Senin, 09 Agustus 2010

ADVOCACY DALAM PROMOSI KESEHATAN

ADVOCACY DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. PENGERTIAN ADVOCACY
Istilah advocacy (adpokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan. WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu:
a. Advocacy (advokasi)
b. Social support (dukungan social)
c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat)
Strategi global ini dimaksudkan bahwa, pelaksanaan program kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan pendekatan lobying dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka menerima commited, dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan, atau keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan, baik di tingkat pusat maupun daerah, disebut sasaran tersier.
2. Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada tokoh para masyarakat setempat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuannya agar para tokoh masyarakat setempat mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan program, dan dapat membantu menyebarkan informasi program atau melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan agar para toma berfikir positif sehingga dapat dicontoh oleh masyarakat dan hal ini merupakan sasaran sekunder pendidikan kesehatan.
3. Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling melalui berbagai kesempatan dan media. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Oleh sebab itu kegiatan ini disebut pemberdayaan atau empowerment. Masyarakat umum yang menjadi sasaran utama dalam setriap program kesehatan ini disebut sasaran primer.


B. PRINSIP-PRINSIP ADVOKASI
Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.Advokasi tidak hanya dilakukan individu,tetapi juga oleh kelompok atau organisasi,maupun masyarakat.Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan.
Dengan demikian dapat disimpuilkan bahwa advokasi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan social,untuk memperoleh komitmen politik,dukungan kebijakan ,penerimaan social, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan
1. TUJUAN ADVOKASI
a. Komitmen politik ( Political commitment )
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden.Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.
b. Dukungan kebijakan ( Policy support )
Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut.
c. Penerimaan sosial ( Social acceptance )
Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat.Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan,maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat.
d. Dukungan sistem ( System support )
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari berbagai sektor, maka program untuk pemecahanya atau penangulanganya harus bersama-sama dengan sektor lain.

2. KEGITAN –KEGIATAN ADVOKASI
a. Lobi Politik (political lobbying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal kepada para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dari program kesehatan yang akan dilaksanakan.
b. Seminar atau presentasi
Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektor. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya, diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.
c. Media advokasi (media advocacy)
Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampain pendapat, dan sebagainya.
d. Perkumpulan (asosiasi) peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap masalah terntu atau perkumpulan profesi adalah juaga merupakan bentuk advokasi.
3. ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI
Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi dalam melakukan kegiatan advokasi yaitu :
a. Crideble
Artinya program yang kita tawarkan atau ajukan itu harus menyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Oleh sebab itu sebaiknya sebelum program itu diajukan harus dilakukan kajian lapangan, jangan hanya berdasarkan data atau laporan yang tersedia yang kadang tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
b. Feasible
Artinya program yang diajukan tersebut baik secara teknik, politik, maupun ekonomi dimungkinkan atau layak. Layak secara teknik artinya program tersebut dapat dilaksanakn, petugas mempunyai kemampuan kyang cukup sarana dan prasarana pendukung tersedia, secara politik artinya program tersebut tidak akan membawa dampak politik pada masyarakat, sedangkan layak secara ekonomi artinya didukung oleh dana yang cukup.
c. Relevant
Artinya program yang diajukan tersebut paling tidak mencakup dua kreteria, yaitu : memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat. Oleh sebab itu semua program yang benar-benar relevan, dalam arti dapat membantu pemecahan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat sudah barang tentu akan didukung.
d. Urgent
artinya program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi dan harus segera dilaksanakan kalau tidak, akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Oleh sebab itu program alternatif yang diajukan adalah yang paling baik diantara alternatif-alternatif yang lain.
e. High Priority
Artinya program yang diajukan tersebut harus mempunyai preoritas yang tinggi. Agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakkan menilai bahwa program tersebut mempunyai preoritas tinggi, diperlukan analisis yang cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap alternatif pemecahan masalah atau program yang akan diajuakan.

C. KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI
Komunikasi advokasi adalah berkomunikasi dengan para pengmbil keputusan atau penentu kebijakkan. Oleh sebab itu advovokasi disektor kesehatan adalah komunikasi antara para pejabat atau petugas kesehatan disemua tingkat dan tatanan dengan para penentu kebijakkan ditingkat atau tatanan tersebut. Untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan prakondisi antara lain sebagai berikut :
1. Atraksi Interpersonal
Atraksi intrapersonal adalah daya tarik seseorang atau sikap positif pada seseorang yang memudahkan orang lain untuk berhubungan atau berkomunikasi dengannya. Atraksi interpersonal ditentukan oleh factor sebagai berikut:
a. Daya tarik
Daya tarik ini sangat ditentukan sikap dan perilaku orang terhadap orang lain. Oleh sebab itu daya tarik pun dapat dipelajari misalnya, dengan membiasakan senyum terhadap setiap orang, berpikir positif terhadap orang lain, dengan sebagai berikut.
b. Percaya diri.
Percaya diri bukan berarti menyombongkan diri, melainkan suatu perasaan bahwa ia mempunyai kemampuan atau menguasi ilmu atau pengalaman dibidangnya. Oleh sebab itu agar percaya diri harus mendalami pengetahuan teoritis lapangan tentang bidangnya, terutama program yang akan dikomunikasikannya.
c. Kemampuan
Hal ini berkaitan dengan percaya diri. Orang yang mau melakukan tugas-tugasnya,ia akan lebih percaya diri.
d. Familiarity.
Artinya petugas kesehatan yang sering muncul atau hadir dalam event tertentu, misalnya rapat, pertemuan informal,seminar, dansebagainya, akan lebih pamiliar, termasuk dalam kalangan pemuda setempat atau bupati.
e. Kedekatan (proximity)
Artinya menjalin hubungan baik atau kekeluargaan dengan para pejabat atau keluarga pejabat setempat adalah factor yang penting untuk melakukan advokasi.
2. Perhatian.
Berdasarkan teori psikologis ada dua factor yang mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dalam diri orang itu sendiri. Factor internal terdiri dari, faktor biologis (biologis,seks), dan factor psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi, kebiasaan, kemauan, kebutuhan, dan sebagainya).
3. Intesitas komunikasi.
Artinya pesan atau imformasi yang akan disampaikan melalui peruses komunikasi advokasi adalah program-program kesehatan yang akan dimintakan kometmen atau dukungan nya dari pada para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu agar komunikasi advokasi efektif, maka program yang ingin didukung dengan pejabat harus sering dikomunokasikan melalui berbagai kesempatan atau pertemuan, baik pertemuan formal atau informal,melalui seminar dan sebagainya.
4. Visualisasi.
Seperti telah disebutkan di atas, untuk memperileh perhatian dari para pembuat atau penentu kebijakan, maka pesan-pesan atau program-program kesehtan yang kita tawarkan harus mempunyai intestas tinggi. Disamping itu impormasi atau pesan yang menarik perlu divisualisasi dalam media, khususnya media interpersonal.media interpersonal yang paling efektif dalam rangka komunikasi advokasi adalah flip chard, booklet, slidi atau video cassette. Pesan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diilustrasikan melaluigrafik, table, gambar, atau foto.

D. INDIKATOR ADVOKASI
Advokasi sebagai suatu kegiatan , sudah barang tentu mempunyai masukan (input) ---proses---keluaran (output). Dibawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta indikator-indikator evaluasi tentang 3 komponen tersebut yaitu:
1. Input
Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan advokasi (advocator) yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung argumen dalam advokasi.
2. Proses
Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut.
3. Output
Keluaran atau output advokasi sektor kesehatan, dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni: output dalam bentuk perangkat lunak (soft ware) dan output dalam bentuk perngkat keras (hard ware).

E. UNSUR-UNSUR ADVOKASI
Ada 8 unsur dasar advokasi,yaitu :
1. Penetepan tujuan advokasi
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
3. Identifikasi khalayak sasaran
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upaya advokasi.


F. PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI

Ada 5 pendekatan utama advokasi,yaitu :
1. Melibatkan para pemimpin
2. Bekerja dengan media massa
3. Membangun kemitraan
4. Memobilisasi massa
5. Membangun kapasitas.










PENDAHULUAN


Penulis menulis makalah tentang advokasi pendidikan kesehatan untuk menambah wawasan dan mengetahui tentang advokasi pendidikan kesehatan. Dengan kita mengetahui dan memahami advokasi pendidikan kesehatan, akan memudahkan kita dalam melakukan promosi pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang advokasi pendidikan kesehatan.
Yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
 Pengertian advokasi
 Prinsip-prinsip advokasi
 Komunikasi dalam advokasi
 Indikator advokasi
 Unsur-unsur advokasi





















DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and Practice. San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.

1 komentar: